Seirei no Moribito – Guardian of the Sacred Spirit

Oktober 23, 2010 at 7:16 am (Anime) (, , , , )

Nahji, koikoi. Nahji, koikoi….*

🙂

Saya kira saya nggak bakal bisa disentuh lagi sama anime. Syukurlah saya benar…

…benar SALAH.

Entah apa yang mencegah saya menonton anime ini pada saat lagi diproduksi (2007), tapi saya bersyukur kesempatannya datang sekarang, dimana saya sudah lelah dengan segala tipikal cerita anime yang saking dramatisnya makin nggak realistis, dengan karakter yang sifatnya itu-itu saja, dengan fanservice yang ditebar bikin capek, animasi gawat yang bikin frustasi…. aaah…

Dan Seirei no Moribito adalah kebalikan dari semuanya itu. Saya bersyukur sekali masih bisa menonton anime seperti ini, serasa menonton karya Miyazaki yang diperpanjang jadi 12 jam, dan hal itu sangat menyenangkan. Animasinya luar biasa, detail pemandangannya, pergerakan tiap karakter, pergerakan benda-benda, pergerakan alam… Luar biasa. Kualitas sebuah movie, dan sama sekali tidak menurun selama 26 episode. Musik yang indah dan sangat cocok dengan tiap scene yang ada, adegan pertarungan yang dipuji oleh semua pihak (terlebih lagi adegan tersebut jarang ada, hanya kalau perlu saja, begitu realistis,) pengembangan karakter yang mendalam, dan cerita yang mampu mencengkram perhatian (ini salah satu anime yang bisa membuat kita menjadi manusia yang lebih baik setelah menontonnya, serius. Haha.) Apa lagi?

Pertama kali melihat ulasannya di Animonster 3 tahun lalu, saya punya banyak harapan terhadap anime ini. Dan waktu pun berjalan, saya melupakannya untuk beberapa waktu, lalu ketika saya sedang iseng mengingat-ingat judul anime yang sepertinya potensial untuk ditonton, Seirei no Moribito muncul. Saya download semua episodenya dan menontonnya, kadang pelan-pelan, 1-2 episode per hari, kadang maraton kayak hikikomori nggak ada kerjaan. Lalu hari ini, hari dimana saya harusnya melakukan persiapan final untuk ikut IndonesiaMUN, saya menyelesaikan sebagian akhir episodenya. Betapa melegakan. Sedih, menyenangkan, menginspirasi, memuaskan.

Sebenarnya jalan ceritanya itu tentang seorang wanita berusia 30 tahun, Balsa, yang berprofesi menjadi bodyguard, bersenjatakan tombak, dan sedang dalam perjalanan memenuhi misinya untuk menyelamatkan 8 orang nyawa manusia sebagai ganti nyawa 8 orang sahabat yang sudah ‘dia’ bunuh di masa lalu. Dan datanglah kesempatan untuk menyelamatkan nyawa kedelapan, nyawa seorang Pangeran (Pangeran Kedua,) Chagum, yang terancam karena ayahnya sendiri, sang Kaisar, ingin membunuhnya. Alasannya adalah sang Pangeran kecil ini ditafsirkan sedang membawa sebuah telur roh setan air dalam dirinya, yang ketika menetas, akan membawa kekeringan panjang bagi seantero kerajaan. Permaisuri Kedua, ibu Chagum, akhirnya memutuskan untuk menyewa Balsa untuk menjaga anaknya seumur hidupnya. Balsa pun setuju.

Saya nggak bisa lanjut sama ceritanya, soalnya dia punya banyak twist di tengah series yang kalau dijelaskan bakal memakan 2 kali panjang review saya terhadap Ender’s Game. Satu hal yang mau saya tekankan adalah orang yang bisa menerima Moribito dengan sepenuh hati sepertinya hanya pecinta anime dewasa yang sudah lewat masa-masa ‘Naruto’ dan ‘Bleach’-nya. Yang ingin mengerti apa arti ‘cerita’ itu sesungguhnya dan sudah punya sedikit pengalaman untuk meletakkan hal-hal pemuas indra seperti fanservice berbau seks, eye-candy, dan drama gila-gilaan di posisi yang lebih rendah daripada kebijaksanaan. Tapi mereka yang tidak termasuk golongan ini pun bahkan bisa memuaskan diri dengan segala detil yang ada. Sepertinya…

Betapa realistisnya Seirei no Moribito walaupun memiliki unsur fantasi juga merupakan satu hal yang patut diacungi jempol. Hubungan antar karakter, cara masing-masing individu berusaha bereaksi terhadap semua hal… (saya masih belum lupa bagaimana Shuga menahan diri memberikan informasi terhadap Pangeran Sagum, tidak menyadari bahwa itulah saat-saat terakhir hidupnya,) dan pertumbuhan personal (Chagum itu karakter yang luar biasa (: ) dapat saya rasakan terjadi pada siapa saja di dunia nyata ini. Walaupun beberapa orang memprotes bahwa tidak ada karakter yang benar-benar dari sononya jahat, sepertinya semua karakter berniat baik, tapi ya sudahlah. Intrik politik yang ada sudah cukup memancing pikiran saya. Bahkan anime ini sendiri sebenarnya diangkat dari buku yang ditujukan kepada anak-anak. Production I.G. memang keren, haha.

Pokoknya ini salah satu anime terbaik yang pernah saya tonton. Huff.

Sekarang lanjut IMUN, berharap saya mendapat kekuatan ekstra.

*Nahji = Nama burung yang seharusnya mengantar telur roh air dalam tubuh Chagum ke laut untuk memberikan berkatnya kepada kerajaan.

*koikoi = Come, come. Kemari, kemari.

Permalink 4 Komentar